Nikita Willy adalah seorang aktris ternama di Indonesia yang baru-baru ini berbagi pengalaman tentang bagaimana cara menyembuhkan trauma makan pada anak. Trauma makan pada anak adalah kondisi di mana anak mengalami kesulitan dalam makan atau memiliki keengganan terhadap makanan tertentu. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengalaman traumatis, gangguan mental, atau masalah kesehatan tertentu.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh salah satu media, Nikita Willy mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami trauma makan pada masa kecilnya. Ia merasa sulit untuk mengatasi rasa takut dan keengganannya terhadap makanan tertentu. Namun, dengan dukungan dari keluarga dan terapis, Nikita berhasil mengatasi trauma tersebut dan kini dapat menikmati makanan dengan normal.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan trauma makan pada anak, seperti yang disarankan oleh Nikita Willy:
1. Memberikan dukungan dan pengertian. Penting bagi orangtua atau keluarga untuk memberikan dukungan dan pengertian kepada anak yang mengalami trauma makan. Berikan mereka waktu dan kesempatan untuk mengatasi keengganan mereka terhadap makanan.
2. Konsultasikan dengan ahli kesehatan. Jika trauma makan anak sudah parah, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan, seperti psikolog atau psikiater. Mereka akan memberikan saran dan bantuan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Berikan makanan yang disukai. Coba berikan makanan yang disukai oleh anak dan jangan memaksanya untuk mengkonsumsi makanan yang tidak disukainya. Hal ini dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan lebih mudah untuk mengatasi trauma makan.
4. Menciptakan lingkungan yang nyaman. Pastikan bahwa lingkungan makan anak nyaman dan menyenangkan. Hindari menciptakan tekanan atau memaksanya untuk makan. Buatlah suasana yang santai dan menyenangkan saat makan bersama.
Dengan melakukan langkah-langkah di atas, diharapkan anak yang mengalami trauma makan dapat sembuh dan kembali menikmati makanan dengan normal. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para orangtua yang memiliki anak yang mengalami trauma makan.